Rasanya emang kurang afdal kalau
akhir tahun nggak bikin tautan di blog tentang fragmen-fragmen yang berusaha
digabungin jadi satu dalam bentuk kitab sejarah selama satu tahun di 2013 ini.
Ini pagi masih terlalu pagi. Heran juga, tumben juga, nglangut sendiri di kost dan niat banget buat menulis potongan
senja yang berubah meganya, alah lebe bahasanya. Intinya, kalau 2012 punya
cerita, tahun ini lebih dari sekedar cerita.
Ingat
Reda dan Tatyana di puisinya Sapardi Djoko Damono yang “Buat Ning”, Januari mengeras di tembok itu juga, lalu
Desember… Rasanya waktu cuma lompatan-lompatan yang sekali kedip dari
Januari berubah tulisannya jadi Desember, itu sih kalender di rumah yang selalu
molor dibalik halamannya. Atau lagi di lagunya Payung Teduh yang “Berdua Saja”,
Berharap waktu membawa keberanian untuk
datang membawa jawaban. Cucok. Ya gimana enggak, sedari Januari mengeras di
tembok itu juga, lalu Desember, rasa-rasanya terlalu banyak sekelebat tanya
yang menjelma dalam bentuk apa saja.
2013
ini,