Kamis, 30 Desember 2010

KAMSOLI (Kampung Deso Pinggir Kali)

Ima kecil..??? Pemalu!! Sangat pemalu!! Perlu bantuan orang tua untuk bergaul dengan teman-teman yang lebih tua dariku.
Waktu itu, saya masih kelas satu (SD) di SD N II Ngawonggo. Empat hari saya bersekolah di SDII (Islam Internasional) Tanjung Juwiring. Empat hari?? waaa.....!!! Saya keluar, gara-gara sekolah saya jauh dari rumah, membuat saya yang anak rumahan selalu kangen dengan ibu saya, selalu membawa foto ibu saya. Ya sudahlah, dengan bujuk kuat dari ayah saya yang ujungnya gagal juga, akhirnya saya dipindahkan di SD N II Ngawonggo, dengan syarat

Rabu, 29 Desember 2010

Apa yang Indah dari Sebuah Gunung?

Saya akan memulai postingan saya yang satu ini dari penjelasan tentang background blog sayaa.
Seperti yang teman-teman lihat, background blog saya adalah hamparan dari sebuah gunung, begitu juga dengan header yang menyertakan foto ssaya dan Naruto, di sana juga berlayer sebuah gunung yaitu Gunung Semeru.
Dari background-background tersebut, saya menyengajakan untuk meletakkannya bukan cuma karena ingin dan suka dengan keindahannya, tapi karena satu alasan yaitu

Rabu, 15 Desember 2010

Tuhan Punya Banyak Cara untuk Mempertemukan Kita pada Jodoh Kita

Puncak Keabadian
by Ima (Imamah Fikriyati Azizah)

Cerita ini saya dedikasikan untuk tokoh idola saya “Soe Hok Gie”

“Pokoknya Desember kita harus hiking, aku dan temanku ada misi, Mas Ardhan.”
“Misi apa? Tapi cuacanya.. shh, baiklah!”

Melihat album itu, hanya akan membesitkan perasaan berdosa. Terlebih untuk membuka dan melihat isinya, semua hanya akan mengingatkanku pada hal-hal indah yang berubah mengerikan.
Memoriku meninju-ninju begitu saja, seolah ingin agar aku benar-benar menatanya. Tentang perasaan itu. Ah bahkan sejak kecil, sejak aku masih suka bermain kasti dan dia yang suka menontonku bertingkah bersama teman-teman bergulat dengan bola tenis atau bola kasti kami, perasaan itu muncul dan terngiyang-ngiyang hingga sekarang.
“Kamu nggak bakal muncak ke Semeru kalau sakit-sakitan kayak gitu.” Ejek Findri ketika aku sakit gara-gara terlalu capek bermain kasti.
“Tenang aja, Dik. Nanti kalau udah gedhe muncak ke Semeru bareng Aku.” Balas Mas Ilham membuat aku merasa menjadi pemenang.

Jumat, 03 September 2010

teman satu hari = ichinichi tomodachi

Ichinichi Tomodachi
by Ima (Imamah Fikriyati Azizah)

Telah tercium olehku semerbak bebungaan menghiasi musim semi. Segar!! Hawa tenang dan berwarna mengisi setiap hati warga Jepang di daerah Syizuoka ini. Pulau Honshu tepatnya, Pulau terbesar di Jepang dengan jutaan keindahan.

“Jangan melamun!!“ Seru seseorang membuyarkan lamunanku.
“Aku hanya ingin menghirup udara musim semi di teien ini, sebelum akhirnya aku pergi!!“ Balasku membuat lawan bicaraku mengendus pelan.
“Mau dango ? Kebetulan ibu membuatkan.“ Katanya menawari sesuatu.
“Habiskan dangomu, dan izinkan aku sendiri untuk beberapa waktu ini!“ Kataku bernada mengusir. “E… Tsuki! Sisakan dangomu di meja itu, tiba-tiba perutku lapar,, dan.. arigatoo!“ Lanjutku sementara ia tersenyum simpul.

pelangi di sudut langit


PELANGI
by Ima (Imamah Fikriyati Azizah)

            Mentari tak kunjung ku temui, hanya hujan yang temani hari-hariku di musim penghujan ini. Aku masih termenung di jendela kamar  tidurku. Berharap secercah sinar sang raja siang muncul dan tibalah sang pelangi indah di kawasan awan. Lantas sebuah memori berkunjung mengingatkankku pada sebuah nyanyian yang pernah di ajarkan guruku 9 tahun yang lalu.

Pelangi-pelangi alangkah indahmu
Merah kuning hijau di langit yang biru
Pelukismu agung
Siapa gerangan
Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan


            Sejak lagu itu terhafalkan olehku, hatiku berbisik pelan jikalau suatu hari nanti entah kapan aku akan dapat melihat pelangi yang kata buguru pelangi itu indah dan punya 7 warna  yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu atau yang sering kita katakan MEJIKUHIBINIU.

Galeri kecil


Teh manis itu adalah diriku!!!

            Oek..oEk!!! Hitam ceprot…menangis lalu dibelai!! Menggenggam sUmpah bahwa aku diciptakan Allah untuk isLam,, di atas sebuah rangkaian nama berupa do’a untuk menjadi “Pemimpin pintar yang Mulia” IMAMAH FIKRIYATI AZIZAH.
            Jeritan itu menggema sampai sudut desa saat pertama kali gw nongolin diri ke bumi yang cukup suram ini. Air mata terpaksa menjadi saksi kelahiran gw. Yaitu air mata keluarga dan air mata eMak gw yang mungkin beratnya sampai 5 liter.