Jumat, 22 November 2013

Ini Surga ? Part #3 (Hari-H)


Kapan lagi kalau bukan Sabtu, 2 November 2013. Pagi-pagi bangun dan AMT (Achievement Motivation Training) yaudah berangkat aja dengan harapan nggak bikin capek, lungkrah, lesu karena malamnya harus siaga satu di Ngarsopura.


Sebelum berangkat ada sms masuk, cuma nomor, ternyata mas Bintang. Intinya, kasih masukan buat teknik baca puisiku. Sangat diterima. Terima kasih.

Pas di kelas AMT, sama trainer-nya, mbak Heni (Sasindo 2011) diumumin kalau nanti malam bakalan baca puisi di Ngarsopura :3 Intinya, AMT nggak bikin capek. Pas AMT dapat semangat dari
Ika Sukarna (Aku orang pertama yang nanti teriak dan kasih applause buatmu, Mak), sms mbak Nanik (Ima, ntar sore aku bawain maem. Kamu harus se ma ngat. Ini mimpimu udah di depan mata. Kamu harus se ma ngat), dan isi AMT yang tentang semangat seseorang melintasi lapangan dengan mata tertutup, menggendong kawan 73 kg, berjalan merangkak dengan lutut tak boleh menyentuh tanah. Kalimat sang pelatih yang memantik(ku) kurang lebih, “Kamu bisa kami percaya untuk tim kami, bukan? Ya, kamu pasti kami percaya”. Aku lebih merasa pelatih itu tengah bicara padaku.

Selesai 15.20. Cuss kost.

Di kost milih kostum dibantu mbak Arik dan ending-nya, “Kamu harus dandan!”

Pasrah. Selepas mandi langsung disikat sama mbak Arik. Baiklah, saya dandan—pakai "topeng" lagi.

17.30 berangkat dari kampus bareng-bareng sama mas Puput (yang sampai sekarang kalau ketemu nggak pernah nyapa nama, tapi “Ini Surga?” :3), Kempi, Gita, Nana, Ananda, mbak Nida, Adisty, Nining, Salamah siapa lagi lupa :D. Sampai Ngarsopura langsung diarahin buat berdoa bareng dipimpin mas Fueb, duduk melingkar dan pegangan tangan as usual, untuk menghilangkan beban diakhiri dengan tarik napas dalam lalu hentakkan (paling seneng bagian ini).

Sempat berbicara beberapa patah kata dengan Arif sebelum mencari-cari mas Bintang dan berhenti waktu Arif meragu, “Kok do tenang to rupa-rupane.” (Mukanya teman-teman kok bisa pada tenang).

Memang cukup kelihatan gugup wajahnya, tegang, memucat, seperti sakit, aku sendiri tidak paham, hanya bisa membalas, “Rif, aku isoh tenang. Tapi, gampang ketularan gugup nek nonton wong gugup. Jadi, tenanglah. Gugup ki wajar. Katane Anggun X-Factor justru gugup ki tandane kita akan memberikan yang terbaik. Jadi, tenanglah.” (Rif, aku bisa tenang. Tapi, mudah sekali menjadi gugup kalau melihat orang yang gugup. Jadi, tenanglah. Gugup itu wajar. Kata Anggun X-Factor justru dengan gugup itu artinya kita akan memberikan yang terbaik. Jadi, tenanglah)

Segera mencari puisi yang masih dibawa mas Bintang untuk sesi perkusi, got it, ternyata “Derai-Derai Cemara” Chairil Anwar. Disimak membaca sebentar sama Arif. Klip on siap, daaan
Aku atur napas pelan-pelan, Tuhan, ini mimpi saya. Sejak di kelas IPA atau di depan cermin saya sering membayangkan berdiri di sebuah panggung atau pelataran yang tidak begitu sempit tidak juga terlalu lebar. Tuhan, ini semua bermula sejak saya benci sekali dengan puisi karena guru saya, sejak saya semakin benci namun seolah memaksa untuk semakin mencintai, sejak mas Bagus bilang saya buruk dalam puisi sampai dia mengangguk bahwa saya telah berusaha dan telah lebih baik. Tuhan, malam ini, saya serahkan semuanya, usaha dan doa, juga mimpi itu sendiri. Saya kembalikan. Biar saya larut dalam puisi itu sendiri. Ini mimpi saya. Dan saya sudah bangun dari tidur. Tuhan, terima kasih.



Perkusi Biru Endhog Bebek dan “Derai-Derai Cemara”


“Aku Penjaga Malam” bersama anak-anak 2013 dan mas Mono



“Tanahairanumia” (Mas Mono, Firman, mas Septian, Berlin, Kartika, Arif, Ima)







LEPAAAASSSSS
Saya bayangkan muka "guru-guru". Ada dendam, belas kasihan, tapi juga terima kasih.
Intinya, perjalanan masih panjang.


Momentum :



Teatrikal 2012

Teatrikal Tari 2011

Biola (Y)



TEATRIKAL TARI >>
Mbak Damar (tengah sbg ibu pertiwi), Mas Topik (telanjang dada sbg Gadjah Mada), Mbak Fatla (depan), Sagita, mbak Indah, Villa, mbak Anita



Tarian persetubuhan (mbak Damar - mas Hanev)

Kolonial siap menjajah ibu pertiwi



Tuhan, siang itu aku bilang sama Gita, "Ta, aku bayangin suatu hari baca puisi di sebuah panggung yang nggak gedhe banget nggak kecil banget." Lalu Gita membalas, "Im, aku bayangin bisa nari sebebasku."
Tuhan, aku masih percaya dengan Law of Attraction, dan Engkau menjawab doa kami.


Pokoke suwun banget buat HMJ dan terutama Mister Brewok (Firman) yang telah mengusulkan namaku.


2 komentar: