Jumat, 03 September 2010

teman satu hari = ichinichi tomodachi

Ichinichi Tomodachi
by Ima (Imamah Fikriyati Azizah)

Telah tercium olehku semerbak bebungaan menghiasi musim semi. Segar!! Hawa tenang dan berwarna mengisi setiap hati warga Jepang di daerah Syizuoka ini. Pulau Honshu tepatnya, Pulau terbesar di Jepang dengan jutaan keindahan.

“Jangan melamun!!“ Seru seseorang membuyarkan lamunanku.
“Aku hanya ingin menghirup udara musim semi di teien ini, sebelum akhirnya aku pergi!!“ Balasku membuat lawan bicaraku mengendus pelan.
“Mau dango ? Kebetulan ibu membuatkan.“ Katanya menawari sesuatu.
“Habiskan dangomu, dan izinkan aku sendiri untuk beberapa waktu ini!“ Kataku bernada mengusir. “E… Tsuki! Sisakan dangomu di meja itu, tiba-tiba perutku lapar,, dan.. arigatoo!“ Lanjutku sementara ia tersenyum simpul.

pelangi di sudut langit


PELANGI
by Ima (Imamah Fikriyati Azizah)

            Mentari tak kunjung ku temui, hanya hujan yang temani hari-hariku di musim penghujan ini. Aku masih termenung di jendela kamar  tidurku. Berharap secercah sinar sang raja siang muncul dan tibalah sang pelangi indah di kawasan awan. Lantas sebuah memori berkunjung mengingatkankku pada sebuah nyanyian yang pernah di ajarkan guruku 9 tahun yang lalu.

Pelangi-pelangi alangkah indahmu
Merah kuning hijau di langit yang biru
Pelukismu agung
Siapa gerangan
Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan


            Sejak lagu itu terhafalkan olehku, hatiku berbisik pelan jikalau suatu hari nanti entah kapan aku akan dapat melihat pelangi yang kata buguru pelangi itu indah dan punya 7 warna  yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu atau yang sering kita katakan MEJIKUHIBINIU.

Galeri kecil


Teh manis itu adalah diriku!!!

            Oek..oEk!!! Hitam ceprot…menangis lalu dibelai!! Menggenggam sUmpah bahwa aku diciptakan Allah untuk isLam,, di atas sebuah rangkaian nama berupa do’a untuk menjadi “Pemimpin pintar yang Mulia” IMAMAH FIKRIYATI AZIZAH.
            Jeritan itu menggema sampai sudut desa saat pertama kali gw nongolin diri ke bumi yang cukup suram ini. Air mata terpaksa menjadi saksi kelahiran gw. Yaitu air mata keluarga dan air mata eMak gw yang mungkin beratnya sampai 5 liter.