Karya : Imamah F. Azizah
Kini kemarau
t’lah membasah
Ibarat
kerongkongan diguyur air jarang
Kering membanjir
menggenang
Air..
Kini sepi jadi
sahabat sejati
Tak kumau kau
tahu yang di sini (hati)
Apakah puisi masih menggantung di matamu ?
Atau telah kau muntahkan ke dalam bait tak berrima itu ?
Hujan, dan hapus segala kenang
Biar yang isi terkosongi, yang kosong tergenangi
Ambil saja nada
tawaku ‘tuk kau kunyah
Biar raib dan
cuma tinggal masam
Lalu aku dalam
raba menggerayang
Mencari terang…
sinar
Dan pun bila
sukma telah terlihatkan
Meski cahaya
dannya jatuh bayangan
Bayangku
bayangmu kita keluar dari muram
Tapi tetap… Kau
terbahak dan aku hampa
Mati rasa..
Biar saja Plato
keluar dari guanya
Biar saja kita
bebas dari gelap syah wasangka
Tapi bebas
tanpamu adalah siksa
Terus dan
layangkan kerenyahanmu
Cukup. Kita..
Maksudku kamu cahaya dan aku bayangnya
Biar yang semu
menerang tanpa aku
Karena.. Aku
siksa dan mau mati saja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar