Senin, 18 Juni 2012

Kangen Ima Kecil

Setiap orang pasti pernah kecil. Pernah merasa sangat disayang oleh orang-orang karena kelincahan, kelucuan, atau kepintarannya. Sama, aku juga sama.
Di saat-saat umurku menginjak 15 tahun, aku sadar, ya Allah.. Dulu aku pernah sekecil mereka, adek-adekku.
Dimulai dari pengajian anak-anak yang dulunya bernama "berjanjen" kemudian diubah menjadi "pengajian al-ma'surat" aku yang waktu itu berusia 7 tahun. Ada mbak Ria, mbak Ikah, Halimah, mbak Ipah, mbak Iin, mbak Kiki, mbak Dita, mas Indra, mas Bagus, mas Arif, mas Alan, mas Dayat, dan mbak mas lainnya.


ini waktu penganjian al-ma'surat
Selain dari pengajian al-ma'surat, aku mengenal hari-hari di depanku melalui ini

MDM SENTONO

Guru yang selalu aku hormati, hanya ada satu yang tidak ikut di atas.
Bapak Marzuqi (Alm)



Seingatku, kelas 4 SD aku baru boleh ikut lomba keluar desa, waktu itu lomba tartil sama hafalan surat tingkat kecamatan di daerah Srebegan-Ceper. Eee.. Nggak tahunya aku menang :o nggak juara satu sih, tapi juara dua sama tiga, kan lumayan :D

Lagi, waktu itu kelas 5, aku lomba shalat di sebuah kemah se-kabupaten. Harusnya aku nginep di tenda, tapi karena nggak boleh sama ibu dan bapak, akhirnya aku cuma ikut lombanya saja. Dan tahu nggak, aku juaraa :D satu, Meeen :D Alhamdulillah
SD kelas enam itu, Allah ngasih aku kesempatan buat lomba FASI pidato bahasa Indonesia, seleksi demi seleksi mengantarku sampai tingkat provinsi. Ya Allah, betapa waktu itu aku merasa menjadi yang paling disayang sama semua orang :D

di Masjid Pancasila Delanggu pas mau ke Pendopo Klaten
ini waktu berjuang di Masjid Agung Semarang
(Aku adalah juara bagi diriku sendiri)

Tidak tahu kenapa yang awalnya di ranah kebahasaan tiba-tiba jadi sering lomba murotal. Banyak beruntung juga sih. Alhamdulillah pernah dapat juara satu pas lomba FAIS di daerah Tempursari.


itu abang gue
Yang aku ingat lagi, waktu itu sering banget lomba marching-band. kalau aku nggak salah, ikut pertama kali waktu umur 6 tahun. Masih pegang bendera. Dan kalau nggak salah lagi, aku pegang bendera itu sampai umur 10 tahun, baru waktu itu pegang senar drum sampai umur 13 tahun. Hahaa perbandingannya jauh banget. Dan jadi pemegang bendera itu bener-bener enggak enak :D Kalau diingat-ingat, marching-band MDM Sentono selama ikut lomba cuma lima kali nggak menang. Ehh bener nggak yaa :o #krikk


Ahh pokoknya itulah..
Aku ngecuwis banyak di atas bukan mau pamer. Tapi cuma mau membongkar yang lalu-lalu. Dimana aku merasa menjadi yang disayang sama kakak-kakakku. Dimana aku dan teman-teman sering dibimbing dan diajari mereka. Kangen banget pokoknya. Ahh kalau saja yang lalu-lalu itu terulang kembali.

Dan saat ini, aku dan teman-temanku, sedang berada di posisi mereka. Yang dulu jadi kakak sekaligus guru kami. Kini aku dan teman-teman yang menjadi ganti.
Jamais XXII. Hahaa.. seingatku dulu aku kelas 6 ikut lomba Jamais pertama kali, itu Jamais ke berapa yaa, lupa. Ayok, mas Zuhud, mas Arif, mbak Ida, cah oong (dila bela sarah yamin tyas), Andra, dan teman-temanku semua. Kita harus memberikan yang terbaik seperti dulu kita yang diberi kebaikan kakak-kakak kita. :)




Pamit dulu yaa.. Sori kalau yang di atas berbau pamer. Astaghfirullahal'adhim
Pokoknya, Akiramenna.. Jangan patah arang. Semangat Lillah
Kalau kata Bang Arfi gini, "Yang penting itu luruskan niat. Jangan jadi orang bermental piala, tapi jadi orang yang bermental juara. Dan terus berikan kepercayaan kita pada adek-adek kita, karena di saat itulah kita membuktikan kalau kita udah percaya sama diri kita sendiri.. :)"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar