Minggu, 13 April 2014

Tanpa Judul

Begini ternyata rasanya menulis ketika otak dan hati begitu ingin untuk diam. Sebenarnya tanganku yang bekerja, meski bukan sebenar-benarnya. Aku lama tanpa kabar. Aku menghilang dari masa lalu dan memang sudah seharusnya begitu. Setelah beberapa keputusan yang aku buat, aku rasa Tuhan sedang mendiamkanku dan memintaku mempelajari sesuatu. Tanpa sangsi aku iyakan. Aku jabat tawaran-Nya. Aku tertawa, meski lebih pantas disebut menangis.

Aku di beranda. Melakukan kebiasaan lama, menikmati bulan menuju purnama. Sebenarnya bukan bulannya, melainkan langitnya. Aku berpikir banyak hal. Tentang teman-teman yang ingin selalu kuhargai tanpa harga, melainkan rasa. Tentang keluarga yang...
boleh kuberitahu di sini? Kami hidup tenang, tapi aku merasa begitu asing. Maaf terlalu pribadi, kami bukan terdiri dari orang-orang yang pandai mengungkapkan perasaan. Aku merasa begitu asing. Tapi, aku bahagia (?) Oh ya dan seseorang yang entah bentuknya seperti apa. Tuhan belum mau terbuka padaku. Ia masih memintaku terus jalan dan sesekali bertaruh pada waktu. Ah terserah.

Mau tahu? Aku ingin sekali menangis. Bukan karena cengeng. Mataku pedas, sungguh. Aku ingin menangis.


Klaten, 13 April 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar